Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah
MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PADA MADRASAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Madrasah
Dosen Pembimbing :
Dr. Wahyu Hidayat, M.
A.
Disusun:
Albar Maulana 1142010007
Asep Sukma 1142010022
Haifa Nuha 1142010029
Hani Nurjanah 1142010030
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah “Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah” tanpa
ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah manajemen madrasah. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
serta sahabat-sahabatnya dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Dengan ini kami
menyadari bahwa makalah
ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai sumber referensi. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas berbagai sumber referensi baik buku maupun
internet demi tersusunnya makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami dan pada umumnya bagi pembaca.
Bandung , 01 Maret 2015
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................. 3
A. Pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
A. Pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
pada Madrasah ...................................................................... 3
B. Tujuan Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
pada Madrasah....................................................................... 6
C. Prinsip Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
pada Madrasah....................................................................... 7
D. Peran dan fungsi Manajemen
Kurikulum dan
Pembelajaran pada
Madrasah................................................. 9
E. Ruang Lingkup Manajemen
Kurikulum dan
Pembelajaran
pada Madrasah....................................................................... 12
F. Komponen-Komponen Kurikulum dan Pembelajaran
pada Madrasah....................................................................... 13
G. Landasan Pengembangan Kurikulum
................................... 19
BAB
III PENUTUP......................................................................... 20
A. Kesimpulan............................................................................ 20
B. Saran...................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 22
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manajemen
tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut
merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan
adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang
masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya
manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal
mungkin.
Manajemen
kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar
pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mengajar.Dalam upaya-upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi,
perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan
komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran
meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta
strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran
saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Manajemen
kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran
dalam pendidikan nasional khususnya madrasah. Di samping itu, kurikulum
merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional
pada lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan islam, sehingga kurikulum
memegang peranan penting dalam mewujudkan madarasah yang bermutu atau
berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan pengelolaan
kurikulum dengan mengenal manajemen modern dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi
manajemen.
Berdasarkan
masalah diatas, kami akan membahasnya dalam makalah yang berjudul “Manajemen
Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah”
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian manajemen kurikulum dan pembelajaran pada madrasah?
2.
Apa saja tujuan,
prinsip, fungsi, peran, ruang lingkup dan
komponen-komponen manajemen kurikulum dan pembelajaran pada madrasah?
3.
Bagaimana
landasan pengembangan kurikulum?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari manajemen kurikulum dan pembelajaran pada madrasah,
2. Untuk
mengetahui tujuan, prinsip, fungsi, peran, ruang lingkup dan komponen-komponen manajemen kurikulum dan
pembelajaran pada madrasah
3. Untuk
mengetahui landasan pengembangan manajemen kurikulum dan pembelajaran pada
madrasah
.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah
Dalam memahami konsep manajemen
kurikulum dan pembelajaran pada madrasah, kita perlu terlebih dahulu mengetahui
masing-masing definisinya, apa itu manajemen? apa itu kurikulum? danapa itu pembelajaran?
Secara etimologis,
manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan
dan “agree” yang berarti
melakukan. Dalam bahasa Inggris, manajemen bersasal dari kata “manage” yang
berarti mengelola. Dan dalam bahasa Arab, manajemen identik dengan kata “dabbara, yudabbiru, tadbiiran” yang
berarti mengarahkan, mengelola, melaksanakan, menjalankan, mengatur, dan
mengurusi.(Jaja Jahari & Amirulloh Syarbini,2013:1)
Sedangkan
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2003:1), manajemen diartikan sebagai cara
mengelola suatu perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh
seorang manajer (pengatur/pemimipin)berdasarkan urutan manajemen.
Definisi
manajemen mengalami perkembangan dari masa ke masa tergantung kebutuhan
organisasi, sehingga istilah manajemen yang dikemukakan oleh para ahli menjadi
beragam definisinya. Definisi manajemen yang diutarakan para ahli tidak ada
yang dijadikan patokan dalam pelaksanaan manjarial, akan tetapi seoranag
manajer harus mampu melaksankan peranannya dalam memilih konsep manajemen yang
akan dijadikan landasan dalam organisasi yang dipimpinnya.
3
|
Definisi
manajemen harus dapat menjawab rumusan 5W1H (what, when, who, why, where, dan
how).Apa yang diatur? Kapan diatur?Siapa yang mengatur?Mengapa harus
diatur?Dimana harus diatur?danBagaimana harus mengaturnya? Keenam pertanyaan
tersebut harus di jawab dalam merumuskan teori manajemen.
Para
ahli memandang manajemen dari sudut yang berbeda yaitu beberapa ahli memandang
manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, ahli lain memandang manajemen sebagai
suatu proses dan sebagai suatu profesi.(Badrudin,2013:1)
Secara terminologis,
definisi manajemen dikemukakan oleh para ahli dengan redaksi yang berbeda-beda.
Menurut G.R. Terry bahwa manajemen adalah suatu proses terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (manage is a
distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling, utilizing in each both science and art, and followed in orde to
accomplish predetermined objectives).(Jaja Jahari & Amirulloh
Syarbini,2013:1)
Kurikulum dalam
perspektif lama dipandang sebagai mata pelajaran yang harus disampaikan kepada
para peserta didik, seiring perkembangannya, paradigma tentang kurikulum
bergeser menjadi lebih luas. Kurikulum menurut Peter F. Olivia (1982:55) adalah
is the plan or program for all
experiences which the lener encounters under direction of the school
(Kurikulum merupakan sebuah rencana atau program untuk seluruh pengalaman yang
dialami oleh para siswa dalam arahan sekolah). (Jaja Jahari & Amirulloh
Syarbini,2013:55)
Untuk memperkokoh
pemahaman tentang kurikulum.Ibrahim (2005:3) mengelompokkan kurikulum menjadi
tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem dan
kurikulum sebagai bidang study.Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada
dunia olah raga pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata curir dan
curere.Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seseorang pelari yang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat
berlari dari mulai start sampai finish.Dari penelusuran konsep, pada dasarnya
kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian, yakni kurikulum sebagai mata
pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman pelajaran dan kurikulum sebagai
perencanaan program pembelajaran.(Wina Sanjaya,2008:3-4)
Kalaulah kurikulum
dianggap sebagai pengalaman atau seluruh aktivitas siswa, maka untuk memahami
kurikulum sekolah, tidak cukup hanya dengan melihat dokumen kurikulum sebagai
suatu program tertulis akan tetapi juga bagaiman proses pembelajaran yang dilakukan
anak didik baik disekolah maupun diluar sekolah . Hal ini harus dipahami, sebab kaitannya sangat
erat dengan evaluasi keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum, yaitu bahwa
pencapaian target pelaksanaan suatu kurikulum tidak hanya diukur dari kemampuan
siswa menguasai seluruh isi atau materi pelajaran seperti yang tergambar dari
hasil tes sebagai produk belajar, akan tetapi juga harus dilihat proses atau
kegiatan siswa sebagai pengalaman belajar. (Wina Sanjaya,2008:7)
Konsep kurikulum
sebagai suatu program atau rencana pembelajaran tampaknya diikuti oleh para
ahli kurikulum dewasa ini, seperti Donald E. Orlosky dan B.O thanel smith (1978:7)
dan Peter F.Oliva (1982:7) yang menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah
suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.
Kurikulum sebagai suatu perencanaan tampaknya juga sejalan dengan rumusan
kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan
dalam penyelanggaraan sistem pendidikan.
Menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggara kegiatan
belajar mengajar. Yang dimaksud dengan isi dan bahan pelajaran iru sendiri
adalah susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.(Wina Sanjaya,2008:8) Menurut
B.Othanel.Smith, W.O.Stantey dan J. harlan shores memangdang kurikulum sebagai
jumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberi kepada anak, yang
diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai dengan
masyarakatnya.(Nasution,1986:7-8)
Dari
konsep kurikulum diatas, kita bisa memahami bahwa manajemen kurikulum
didefinisikan sebagai aktivitas manajemen secara komprehensif terhadap
komponen-kompenen dalam kurikulum sehinngga tercapainya tujuan kurikulum yang
sudah ditetapkan.Tim dosen administrasi UPI (2006:191) menambahkan bahwa
manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum.(Jaja Jahari & Amirulloh Syarbini,2013: 55)
Sedangkan manajemen
pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan.
Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar,
kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran. Manajemen
pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling
berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran. Kedua,
manfaat manajemen pembelajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam
menggunakan dan memelihara kurikulum (satuan program pengajaran) yang
dilaksanakan, Ketiga, secara organisasional pembelajaran atau kegiatan
aktivitas pengajaran guru dituntut memiliki kesiapan mengajar dan murid
disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam menjalankan fungsi manajemen
pembelajaran guru harus memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas maupun di
luar kelas.
Dengan
demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain
dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.(Mulyasa,2009:27)
B.
Tujuan
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah
Komponen tujuan berhubungan dengan
arah atau hasil yang ingin dicapai.Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum
erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat.Bahkan,
rumusan tujuan menggambarkan suatu yang dicita-citakan masyarakat.Misalkan
filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila,
maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk
masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan
dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti
tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.Manajemen kurikulum
dan pembelajaran bertujuan untuk:
1. Pencapaian
pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar
mengajar.
2. Mengembangkan
sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.
3. Pencapaian
visi dan misi pendidikan nasional.
4.
Meningkatkan kualitas belajar
mengajar disuatu pendidikan tertentu. (Nasution,1986:9)
C.
Prinsip
Manajemen Kurikulum dan Pembelajara pada Madrasah
Untuk mewujudkan manajemen kurikulum dan
pembelajaran yang baik, maka kita harus memerhatikan prinsip-prinsip manajemen
kurikulum prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Berorientasi
visi, misi dan tujuan pendidikan
Manajemen kurikulum
harus mengoperasionalkan kurikulum untuk mengarah pada visi, misi dan tujuan
pendidikan yang telah direncanakan. Karena kurikulum berfungsi sebnagai grand
desain pembelajaran sebagai proses menuju visi pendidikan yang telah
dirumuskan.
2. Produktivitas
Manajemen kurikulum
harus berorientasi pada hasil maksimal dalam implementasi kurikulum.Oleh karena
itu, produktivitas atau pencapaian hasil harus menjadi prinsip dalam mengelola
kurikulum.
3. Demokratis
Manajemen kurikulum
harus berorientasi pada kepentingan dan pemenuhan kebutuhan seluruh peserta
didik tanpa adanya diskriminasi. Selain itu, prinsip demokrasi ini harus
menempatkan tim manajemen dan pelaksana harus sesuai dengan perna fungsinya
dalam menjalankan tugas mewujudkan tujuan pendidikan.
4. Kooperatif
Manajemen kurikulum
harus mampu membangun sistem yang solid yang saling mendukung dan saliung
melibatkan semua pihak (stakeholder) dalam berpartisifasi mengimplementasikan
kurikulum.
5. Efektifitas
dan efesiensi
Prinsip pengelolaan kurikulum mengedepankan
efektifitas dan efesiensi dalam implementasinya.Sehingga kompenen yang ada bisa
berjalan secara sinergi dalam pencapaian tujuan pendidikan. (Jaja Jahari &
Amirulloh Syarbini,2013:56-57)
Sedangkan pada tahap penyusunan dan pengembangan kurikulum,
maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:
1. Berorientasi
pada pembentukan karakter bangsa
Kurikulum tidak hanya
mengedepankan pendidikan yang berorientasi pada pembentukan asi bangsa yang
tercermin pada tata cara perilaku kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai contoh
lahirnya kurikulum 2013 didasari oleh keinginan pemerintah semakin menyadari
bahwa telah terjadi degradasi moral terhadap bangsa Indonesia.
2. Fokus
pada minat, bakat danj potensi peserta didik
Kurikulum dengan
memfokuskan pada minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh para peserta didik
sehingga wahan pengembangan minat, bakat danj potensi yang dimiliki oleh
peserta didik.
3. Flexibily
Penyusuinan kurikulum
didasarkan pada prinsi fleksibilitas yang terus berkembang dan disempurnakan
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, artinya perkembangan kurikulum
bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan
manusia itu sendiri.
4. Relevancy
Kurikulum disusun
dengan mengedepankan prinsip relevansi dengan kebutuhan peserta didik,
masyarakat dan masa depan bangsa. Sehingga desain kurikulum lebih menekankan
pada kemampuan dalam menghasilkan karya nyata bagi kehidupan. Sehingga apa yang
diberikan dalam proses pembelajaran memiliki relevansi dengan kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Komprehensif
Kurikulum disusun secara komprehensif. Substansi
kurikulum berorientasi pada seluruh kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta
didik, baik dari ranah kognitif, efektif maupun psikomotorik.(Jaja Jahari &
Amirulloh Syarbini,2013:57-58)
D.
Fungsi
dan Peran Manajemen Kurikulum& Pembelajaran pada Madrasah
Prinsip-prinsip
manajemen kurikulum diatas diharapkan mampu mengoptimalkan peran dan fungsi
kurikulum dalam dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa
fungsi kurikulum yang dirumuskan oleh Tim dosen pengembangan kurikulum UPI
antara lain:
1. Fungsi
Penyesuaian (the adjustive or adaptive
function)
Kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, siswa diharapkan mampu mengikuti perkembangan lingkungan yang terus
bergerak dinamis.Tidak hanya itu, kurikulum juga harus mengarahkan siswa agara
mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di lingkungannya. (Jaja Jahari
& Amirulloh Syarbini,2013:58)
2. Fungsi
Integrasi (the integrating function)
Dalam
mengimplementasikan funsi kurikulum sebagai fungsi integrasi, maka kurikulum
harus mampu memfalisitasi siswa menjadi pribadi yang utuih dalam system social.
(Jaja Jahari & Amirulloh Syarbini,2013:58)
3. Fungsi
Diferensisai (the differentiating
function)
Setiap individu sisw
memiliki perbedaan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya, oleh karena itu
kurikulum berfungsi sebagai wadah dalam memberikan pelayanan kepada
siswa.Disinilah prinsip demokratis pendidikan menjadi dasar dalam pengembangan
kurikulum. (Jaja Jahari & Amirulloh Syarbini,2013:58)
4. Fungsi
Persiapan (the propaedeutic function)
Kurikulum untuk
didesain untuk memfasilitasi siswanya agar mampu melanjutkan ke jenjang berikutnya,
kurikulum juga diharapkan mampu membentuk siswa untuk siap hidup di tengah
masyarakat ketika ia tidak lagi berada pada jenjang pendidikan. (Jaja Jahari
& Amirulloh Syarbini,2013:59)
5. Fungsi
Pemilihan (the selective function)
Kurikulum juga dirancang
dalam rangka memfasilitasi siswa agar mampu memilih program studi atau jurusan
yang sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya.Fungsi ini
memiliki hubungan yang erat dcengan fungsi diferensisi sebagai landasan
terhadap perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu. (Jaja Jahari &
Amirulloh Syarbini,2013:59)
6. Fungsi
Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi ini mempersiapkan para siswa
untuk mampu mendiagnosis potensi dan kelemahan yang dimilikinya, sehingga ia
mampu mengembangkan dan potensi dan mampu menjadikan kelemahannya sebagai
control dan motivasi untuk selalu memperbaiki diri. (Jaja Jahari &
Amirulloh Syarbini,2013:59)
Jika dilihat dari
cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990:10-16) isi kurikulum memiliki empat
fungsi yaitu :
1. Fungsi
pendidikan umum (common and general
education)
yaitu fungsi kurikulum
untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
2. Suplementasi
(Supplementation)
Kurikulum sebagai alat
pendidikan harusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai
dengan perbedaan tersebut.Dengan demikian setiap anak memiliki kesempatan untuk
menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya.
3. Eksplorasi
(exploration)
Kurikulum harus dapat
menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa, melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar
sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkin mereka agar belajar tanpa
paksaan.
4. Keahlian
(spesialization)
Berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan keahliaanya di dasarkan atas minat dan bakat
siswa.Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang
keahlian, misalnya perdagangan,pertanian,industri atau disiplin akademik. (Wina
Sanjaya,2008:10-16)
Fungsi manajemen kurikulum diantaranya adalah:
1. Meningkatkan
efektifitas dan efesiensi dalam proses kegiatan belajar mengajar
2. Meningkatkan
relevansi kurikulum dengan kebutuhan siswa sesuai dengan tuntunan dan perkembangan
dalam sistem sosial
3. Menciptakan
peluang yang sama bagi para siswa untuk mengembangkan potensi, miinat dan bakat
yang dimilikinya. (Jaja Jahari & Amirulloh Syarbini,2013: 59-60)
Komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki 3 peran yaitu:
1. Peran
konservatif
Melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu.
2. Peran
kreatif
Dalam peran kreatif ,kurikulum
harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam
kehidupan sosial masyarakatyang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
3. Peran
kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan untuk menyeleksi
nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan niali atau budaya baru yang
mana yang harus dimiliki anak didik.Dalam rangka inilah peran kritis dan
evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan
mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat unutk kehidupan anak didik. (Wina
Sanjaya,2008:10-16)
E.
Ruang
Lingkup Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah
Ruang lingkup manajemen
kurikulum dan pembelajaran pada madrasah yaitu;
1.
manajemen
perencanaan kurikulum
Pengertian
kurikulum sebagai mata pelajaran ynag harus dikuasai oleh anak didik, dalam
proses perencanaannya memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Perencanaan
kurikulum biasanya menggunakan judgment ahli bidang studi. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan.
b. Dalam
menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu mempertimbnagkan beberapa hal seperti
tingkat kesulitan,minat siswa,urutan bahan pelajaran, dan lain sebagainya.
c. Perencanaan
dan implementasi kurikulum ditekankan kepada pengguna metode dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai materi pembelajaran,
semacam menggunakan pendekatan ekspositori.(Wina Sanjaya,2008:5)
2.
manajemen
pelaksanaan kurikulum
3.
supervisi
pelaksanaan kurikulum
4.
penilaian
kurikulum
5.
perbaikan
kurikulum
6.
desentralisasi
dan sentralisasi pengembangan kurikulum
Yoyon
Bachtiar Iriyanto (2010:103) mengungkapkan bahwa pada tahapan implementasinya,
kurikulum pada era desentralisasi harus memenuhi syarat dasar dalam menetapkan
jenis kurikulum yang akan disusun dan dikembangkan, diantaranya:
a. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan minat dan bakat peserta didik
b. Kurikulum
berkaitan dengan karakteristik poetensi wilayah seperti sumber daya alam,
ekonomi, sosial budaya yang dikembangkan secara nyata sebagai dasar penguatan
sektor usaha ekonomi masyarakat
c. Jenis
keterampilan ditetapkan bersama oleh pengelola program bersama dengan peserta
didik, orang tua, tokoh masyarakat dan mitra kerja.(Nana Sudjana,1996:118)
F.
Komponen-Komponen
Kurikulum dan Pembelajaran pada Madrasah
Kurikulum sebagai suatu
system keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu
dengan yang alinnya, yakni;
1. Tujuan
kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satua
pendidikan harus mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional,
sebagaimana telah ditetapkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kurikulum
menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami
proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan
nasional khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia yang bekualitas
umumnya. Tujuan ini dikategorikan sebagai tujuan umum kurikulum;
a.
Bidang studi
Bahasa dan Seni
b.
Bidang studi
Ilmu Pengetahuan Sosial
c.
Bidang studi
Ilmu Pengetahuan Alam
d.
Bidang studi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Setiap
mata pelajaran memiliki tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak
dicvapai oleh mata ajara lainnya.Tujuan mata ajaran merupakan penjabaran dari
tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai
contoh, kita pilih tujan mata ajaran berhitung, sebagai berikut;
a.
Menanamkan,
memupuk dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan berhitung yang praktis
b.
Menanamkan,
memupuk, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam pola
berpikir abstrak. Sehingga mampu memecahkan soal-soal yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari
c.
Menanamkan,
memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk hemat dan pandai membagi waktu,
rasional dan ekonomis
d.
Menanamkan,
memupuk, dan mengembangkan sikap gotong royong, jujur, serta percay kepada diri
sendiri. (Oemar Hamalik,2009:23-25)
2. Materi
Kurikulum
Materi kurikulum pada
hakikatnya adalah isi kurikulum.dalam Undang-Undang Pendidikan tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah ditetapkan, bahwa …”isi kurikulum merupakan bahan
kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan
yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional”. Sesuai
dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut;
a.
Materi kurikulum
berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahn kajian atau topic-topik
pelajarang yang dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran
b.
Materi kurikulum
mengacu pada pencapaian masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang
lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan satuan pendidikan
tersebut
c. Matei
kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam hal ini,
tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai
melalui materi kurikulum
Materi
kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang meliputi
:
a.
Teori, ialah
sepernagkat konstruk atau konsep, definisi dan posisi yang saling berhubungan,
yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan mensfesifikasi
hubungan-hungan antar variable-variabel dengan maksud menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut
b.
Konsep, adalah
suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari kekhususan-kekhususan.
Konsep adalah definisi singkat dan sekelompok fakta atau gejala
c.
Generalisasi,
adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari
analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian
d.
Prinsip, adalah
penelitian utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan
antara beberapa konsep
e.
Prosedur, adalah
suatu seri langkah yang berrutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan
oleh siswa
f.
Fakta, adalah
sejumlah informasi khusus dari materi yang dianggap penting, terdiri dari
terminology, orang dan tempat dan kejadian
g.
Istilah, adalah
pembendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi
h.
Contoh atau
ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat
i.
Definisi, adalah
penjelasan tentang makna atau pengertian suatu hal/suatu kata dalam garis
besarnya
e.
Preposisi,
adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang tak perlu diberi
argumentasi. Preposisi hamper sama dengan asumsi dan paradigma. (Oemar
Hamalik,2009:25-26)
3. Metode
Metode adalah cara yang digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Metode atau strategi pembelajaran
menempati fungsi yang penting dalam kurilkulum, karena memuat btugas-tugas yang
penting perlu dikerjakan oleh siswa dan guru.Karena itu penyusunannya hendak
berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan
perilaku awal siswa. Dalam hubungan ini, ada tiga alternative pendekatan yang
digunakan yakni :
a.
Pendekatan yang
berpusat pada mata pelajaran, diman materi pembelajaran merupakan bersumber
dari mata ajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antar guru dan
siswa. Siswa sebagai penerima pesan, bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri.
Dalam rangkaian komunikasi tersebut dapat digunakan berbagai metode mengajar
b.
Pendekatan yang
berpusat pada siswa. Pembelajaran didasarkan pada kebutuhan, minat dan
kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam
rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar modular,
paket belajar dan sebagainya
c.
Pendekatan yang
berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini bertujuan
mengintegrasikan sekolah dan masyarakat untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
Prosedur yang di tempuh ialah dengan mengundang masyarakat ke sekolah atau
siswa berkunjung ke masarakat. Metode yang digunakaan terdiri dari;
karyawisata, nara sumber, kerja pengalaman, survey, proyek pengabdian/pelayanan
masyarakat, berkemah dan unit.(Oemar Hamalik,2009:26-27)
4. Organisasi
Kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan pola
atau rancangan kurikulum sehingga kurikulum tersusun secara sistematik dan
mudah dipahami. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusun
organiasasi kurikulum, diantaranya adalah :
a.
Ruang Lingkup (scope)
Dalam
menyusun oraganisasi kurikulum, kita harus memperhatikan kurikulum yang
mencakup mata pelajaran yang akan diajarkan, hal ini penting dalam proses
implementasi prinsip relevansi dalam penyusunan kurikulum. Prinsip ini menyesuaikan ruang lingkup kurikulum dengan
kebutuhan siswa. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kebutuhan peserta didik
mutlak diketahui sebelum menyusun kurikulum
b.
Urutan (sequence)
Urutan
(sequence) dala organisasi kurikulum
juga perlu diperhatikan dalam menyususn
dengan jalur dan jenjang pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik. Ini penting
untuk mengahasilkan sebuah kurikulum yang sistematis sehingga sesuai dengan
jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
c.
Kedalaman (Deepness)
Tingkat kedalaman dalam organisasi
kurikulum penting untuk menyesuaikan diri dengan jenjang pendidikan yang
ditempuh oleh peserta didik.
d.
Kontinuitas
Kontinuitas menjadi bahan
pertimbangan dalam melakukan organisasi kurikulum. Aspek kontinuitas ini akan
berpengaruh terhadap keberlanjutan dan relevansi antara satu jenjang dengan
jenjang selanjutnya.(Jaja Jahari & Amirulloh Syarbini,2013:60-61)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen
kurikulum, karena kurikulum adalah program pedoman penyelenggaraan kegaiatan
belajar mengajar.Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan nelajar siswa. Berdasarkan
informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri,
pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan.(Oemar
Hamalik,2009:159)
Adapun sasaran evaluasi hasil
belajar adalah :
a.
Ranah Kognitif
(pengetahuan/pemahaman)
1.
Sasaran
penilaian aspek pengenalan (recognition)
2.
Sasaran
penilaian aspek mengingat (recal)
3.
Sasaran
penilaian aspek pemahaman (comprehension)
b.
Ranah Afektif
1. Aspek
penerimaan
2. Sambutan
3. Aspek
penilaian
4. Aspek
organisasi
5. Aspek
karakteristik diri dengan suatu nilai atau kompleks nilai
c.
Ranah
keterampilan
1. Aspek
keterampilan kognitif
2. Aspek
keterampilan psikomotorik
3. Aspek
keterampilan reaktif
4. Aspek
keterampilan interaktif (Oemar Hamalik,2009:161-163)
Adapun
pengenaan evaluasi :
a. Makna
evaluasi kurikulum
Sebagai suatu proses
mempertimbangkan untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu kurikulum
tertentu. yang di maksud kuriukulum disinih adalah rencana yang mengatur
tentang isi dan tujuan pendidikan serta cara digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.Dengan kata lain dalam
konteks ini adalah kurikulum sebagai sebuah dokumen atau kurikulum
tertulis.
b. Ruang
lingkup evaluasi kurikulum
1. Evaluasi
kurikulum sebagai suatu program atau dokumen
2. Evaluasi
tujuan pendidikan; merupakan salah satu komponen yang ada di dalam dokumen
kurikulum, Evaluasi kurikulum sebagai dokumen adalah
3. Evaluasi
terhadap tujuan, setiap mata pelajaran terdapat tujuan.
4. Evaluasi
terhadap isi/materi kurikulum; yang di maksud dengan isis atau materi kurikulum
adalah seluruh poko bahasan yang diberikan dalam setiap mata pelajaran.
5. Evaluasi
terhadap strategi pembelajaran
6. Evaluasi
terhadap program penilaian; adalah evaluasi terhadap program penilaian
c. Evaluasi
pembelajaraan sebagai implementasi
kurikulum
Kurikulum dan pembelajaran adalah
dua sisi dari satu uang logam yang masing-masing pentingnya.(Wina
Sanjaya,2008:299-313)
Evaluasi
merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.Kurikulum juga dirancang dari tahap
perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.(Ahmad Zayadi,2005:38)
G. Landasan
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dn kesesuaian
dengan lingkungan. Kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan.Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa
pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional dan pendidikan nasional
berdsarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Berdasarkan ketentuan
dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum agar berlandaskan
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tujuan
filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan
tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan
tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan
2. Sosial
budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita
3. Perkembangan
peserta didik, yang menunjukkan pada karakteristik perkembangan peseryta didik
4. Keadaan
lingkungan, yang dalam ari luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal),
lingkunghan kebudayaan termnasuk iptek (kultur), dan lingkungan hidup
(biokelogi), serta lingkungan alam (geoekologis)
5. Kebudayaan
pembangunan, yang mencalkup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi,
kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya
6. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan terknologi yang sesuai dengan system nilai dan kemanusiaan
serta budaya bangsa
Keenam
faktor tersebut saling sangan kait-mengait antara satu dengan yang lainnya. (Oemar
Hamalik,2009:18-19)
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan belajar mengajar. Manajemen pembelajaran adalah proses pendayagunaan
seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk
mencapai visi dan misi pengajaran.
Dengan
demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama lain
dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
Manajemen kurikulum dan pembelajaran
bertujuan untuk: (1) Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada
peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar; (b) Mengembangkan sumber daya manusia
dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin; (c) Pencapaian visi dan
misi pendidikan nasional; (d) Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu
pendidikan tertentu.
Prinsip-prinsip
manajemen kurikulum dan pembelajaran pada madrasah meliputi; berorientasi visi,
misi dan tujuan pendidikan, produktivitas, demokratis, kooperatif, efektifitas
dan efesiensi.
20
|
Komponen
dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki 3 peran yaitu: peran
konservatif, peran kreatif dan peran kritis dan evaluative.
Ruang
lingkup manajemen kurikulum dan
pembelajaran pada madrasah; manajemen perencanaan, manajemen pelaksanaan
kurikulum, supervisi pelaksanaan kurikulum, penilaian kurikulum, perbaikan
kurikulum, desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Kurikulum
sebagai suatu system keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling
berkaitan antara satu dengan yang alinnya, yakni; tujuan kurikulum, materi
kurikulum, metode, organisasi kurikulum dan evaluasi.
3. Berdasarkan
ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum agar berlandaskan
faktor-faktor sebagai berikut: tujuan filsafat dan pendidikan nasional, sosial
budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat, perkembangan peserta didik, keadaan
lingkungan, kebudayaan pembangunan, perkembangan ilmu pengetahuan dan
terknologi.
B.
Saran
Mempersiapkan manajemen madrasah bermutu penting terutama berkenaan dengan
manajemen kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di
madrasah, baik itu dilakukan oleh para guru, komite madrasah, kepala sekolah,
dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Jaja
Jahari & Amirulloh Syarbini. Manajemen
Madrasah. 2013. Alfabeta
Badrudin.
Dasar-Dasar Manajemen. 2013. Alfabeta
Wina
sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran.
2008. Kencana
Nasution.
Asas-Asas Kurikulum. 1986. Sinar Baru
Algesindo
Oemar
Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran.
2009. Bumu Aksara
Suryono.
Belajar dan Pembelajaran. 2011. PT
Remaja Rosdakarya
Nasution.
Asas-Asas Kurikulum. 1986. Kencana
Nana
Sudjana. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum di Sekolah. 1996. Sinar Baru Algesindo
Mulyasa.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. 2009. Bumi Aksara
Ahmad Zayadi. .Desain Pengembangan Madrasah. 2005. DIRJEN Kelembagaan Agama Islam.
Komentar
Posting Komentar