MATERI PENDIDIKAN ISLAM MENGENAI : PENDIDIKAN JASMANI, SOSIAL, INTELEKTUAL/AKAL DAN SEKS

MATERI PENDIDIKAN ISLAM MENGENAI :
PENDIDIKAN JASMANI, SOSIAL, INTELEKTUAL/AKAL DAN SEKS
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu :
KH. Riyan Nugraha, Lc, M.Pd

  



Disusun :
Fatmawati
Haifa Nuha R.
Noer azizah IS.
Restu Fuji R.
         

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HUSNUL KHOTIMAH
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
 KUNINGAN

2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Materi Pendidikan Islam Mengenai : Pendidikan Jasmani, Sosial, Intelektual/Akal dan Seks” tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, serta para sahabatnya, para tabi’in  dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Dengan ini kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai sumber referensi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas berbagai sumber referensi baik buku maupun internet demi tersusunnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pada umumnya bagi pembaca.   

Kuningan, 14 Oktober 2015



Penulis

 





 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C.  Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pendidikan Jasmani......................................................................................... 3
B.  Pendidikan Sosial............................................................................................ 10
C.  Pendidikan Intelektual/Akal............................................................................ 12
D. Pendidikan Seks.............................................................................................. 15
BAB III PENUTUP................................................................................................. 20
A. Kesimpulan...................................................................................................... 20
B.  Saran................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 22


 BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan islam tentu tidak ada habisnya. Ruang lingkupnya luas mencangkup semua aspek kehidupan dunia dan akhirat. Sebab masa pendidikan akan terus berlangsung dalam kehidupan manusia sejak ia dilahirkan sampai ke liang lahat.
Dan tentunya pembahasan tersebut tidak akan cukup hanya dengan beberapa lembar makalah ini. Makalah yang kami sajikan ini hanyalah perwakilan dari beberapa point dari sekian banyak point yang ada dalam tubuh pendidikan islam. Sehingganya hanya menyentuh beberapa hal dari segelintir permasalahan dalam dunia pendidikan yang sesuai dengan kacamata islam.
Oleh karena itu, sejatinya kita sebagai umat islam dituntut untuk lebih memperdalam wawasan mengenai islam melalui proses pendidikan yang di ajarkan Rasulullah saw kepada kita selaku umatnya. Untuk dapat mengupas secara mendetail dan menjawab tantangan dan tuntutan kehidupan yang telah jauh dari moralitas pendidikan sejatinya. Dan juga karena begitu banyaknya permasalahan yang timbul disana sininya.
Berdasarkan masalah diatas, kami akan berusaha mencoba membahasnya dalam makalah yang berjudul “Materi Pendidikan Islam Mengenai : Pendidikan Jasmani, Sosial, Intelektual/Akal dan Seks

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa maksud dari pendidikan jasmani,sosial,intelektual/akal dan seks dalam pendidikan islam?
2.      Sebutkan macam-macam pendidikan jasmani,sosial,intelektual/akal dan seks dalam pendidikan islam?
3.      Bagaimana hadits yang menjelaskan tentang pendidikan jasmani,sosial, intelektual/akal dan seks dalam pendidikan islam?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui maksud dari pendidikan jasmani,sosial, intelektual/akal dan seks dalam pendidikan islam
2.      Untuk mengetahui macam-macam pendidikan jasmani,sosial, intelektual/akal dan seks dalam pendidikan islam
3.      Untuk mengetahui hadits yang menjelaskan tentang pendidikan jasmani, sosial, intelektual/akal dan seks dalam pendidikan islam


.


 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,mental, sosial,serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.Dalam pengertian ini terlihat bahwa pendidikan jasmani memnkankan pada proses pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani untuk mendapatkan kebugaran dalam berbagai hal.
Diantara tujunan pendidikan jasmani adalah menjaga dan memelihara kesehatan badan termasuk organ-organ pernapasan,peredaran darah dan pencernaan, melatih otot-otot dan urat saraf serta kecekatan dan ketangkasan.
Begitu indahnya islam memerhatikan bukan sekedar kebutuhan rohani semata, tapi juga memerhatikan eksternal manusia yaitu berupa jasmani yang dapat di lihat dari beberapa hadits.
1.      Memanah
عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ. رواه مسلم
Uqbah bin Amir berkata saya mendengar rasulullah bersabda ketika beliau sedang diatas mimbar, “Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim)
3
Rasul Saw,mempunyai perhatian yang serius terhadap memanah sehingganya tidak hanya di satu hadits rasul menyampaikan keutamaan memanah tetapi di beberapa hadits sebagaimana halnya hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu Majjah dari Uqbah bin Amir Al-Juhani :
“Barang siapa yang telah mempelajari memanah lalu ia tinggalkan berarti ia telah mendurhakaiku.” (HR. Ibnu Majjah)
Dapat di pahami bahwa ketika seseorang terampil memamanah maka ia harus memelihara keterampilan tersebut. Dan juga yang di riwayatka Al-Bajar dan At-Tabrani bahwa beliau Rasul Saw,bersabda“Hendaklah memanah karena itu permainannmu adalah permainanmu yang terbaik”
2.      Berkuda
Berkuda ditemukan riwayat dari Rasul Saw diantaranya sebagai berikut: Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... ارْمُوا وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ يَلْهُو بِهِ الرَّجُلُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَةَ الرَّجُلِ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتَهُ امْرَأَتَهُ...    رواه ابن ماجه
“Memanahlah dan kendaraiah olehmu kuda.Namun,memanah lebih aku sukai dari pada berkuda. Sesungguhnya setiap adalah batil,kecuali yang memanah dengan busurnya dan mendidik/melatih kudanya,dan bersenang-senang dengan istrinya” (HR. Ibnu Majjah)
Dari hadits diatas dapat dipahami bahwa berkuda dan memanah adalah termasuk olah raga yang disukai oleh Rasul Saw.
3.      Menjaga Pola Makanan
Pola makan seseorang akan berpengaruh pada kesehatan jasmaninya.Pola makan yang baik yakni pola makan yang tidak berlebihan,hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-A’raf ayat 31 dan juga di dukung oleh hadits Rasulullah sebagai berikut:Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasul Saw bersabda“orang yang beriman itu makan dengan satu usus (perut), sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus” (HR. Bukhari)
Menurut M. Syuhudi Ismail,secara tekstual hadits tersebut menjelaskan bahwa usus orang yang beriman berbeda dengan orang kafir.Dengan demikian, pernyataan hadits itu merupakan simbolik berarti harus dipahami secara kontekstual.Oleh karena itu,orang yang beriman semestinya tidak banyak menuntut dalam kelezatan makan.
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu(yaitu) bagi orang yang mengharap(rahmat)Allah dan(kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab [33]: 21).
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah Saw memang sudah dirancang oleh Allah SWT sebagai contoh teladan yang baik(uswah hasanah) bagi semua manusia.Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya.Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah SWT,maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun.Sayangnya, hanya sedikit orang yang peduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa beliau(Rasulullah)adalah teladan,inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah Saw agar sehat,berkah dan mendapatkan amal.
Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail.Para pakar kesehatan menyatakan,udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain,sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh.Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.Rasulullah Saw pernah bersabda: “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412)
Dalam hadits lain disebutkan Rasulullah Saw bersabda,“Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya,“Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang menyegarkan?”(HR. Tirmidzi: 3358. dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani).
Menurut Indra Kusumah SKL,S.Psi dalam bukunya“Panduan Diet ala Rasulullah”,kesehatan sering dilupakan,padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota indah di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana,namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah Saw.Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah,ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit.Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah Saw tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.
Seumur hidupnya,Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali. Pertama,ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah Saw di Madinah.Kedua,ketika menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita.Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif(ath thib Al wiqo’i)dan pengobatan setelah terjangkit penyakit(at thib al’ilaji).
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah Saw,kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan(attadawi bil ghidza).Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun,berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah Saw melalui makanan dengan senyawa kimia organik.
Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya,sebagai berikut:
a.       Di pagi hari,Rasulullah Saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi.Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan.Apabila mulut dan gigi sakit,maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
b.      Di pagi hari pula Rasulullah Saw membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli.Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an,madu merupakan syifaa(obat)yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh.Pada dasarnya,bisa menjadi obat berbagai penyakit.Ditinjau dari ilmu kesehatan,madu berfungsi untuk membersihkan lambung,mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit,wasir dan peradangan.
“Sesungguhnya Rasulullah saw minum air zamzam sambil berdiri“ (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Sya’bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah Saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau bersabda:“Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.
“Minuman yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis yang dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
c.       Masuk waktu dhuha(pagi menjelang siang),Rasulullah Saw senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’(matang).Rasulullah Saw pernah bersabda,“Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar.Racun yang tertelan oleh Rasulullah Saw kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma.Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal,tetapi Rasulullah Sawselamat dari racun tersebut.
d.      Menjelang sore hari,menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun.Selain itu,Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali,diantaranya mencegah lemah tulang,kepikunan di hari tua,melancarkan sembelit,menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan.Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
“Keluarga Nabi Saw tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw wafat.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar,keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far,dari Syu’bah,dari Ishaq,dari Abdurrahman bin Yazid,dari al Aswad bin Yazid,yang bersumber dari `Aisyah r.a.)Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan“gandum”sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya.Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia.Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara,keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah Saw tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus,hingga wafatnya.” (Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman,dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)“Sesungguhnya Rasulullah bersabda:“Saus yang paling enak adalah cuka?”
”Abdullah bin `Abdurrahman berkata:“Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal,Hisyam bin Urwah,dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw bersabda:“Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya.Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan,dari ` Abdullah bin `Isa,dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’,yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)
e.       Di malam hari,menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan,Rasulullah Saw selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut.Menurut Prof.Dr.Musthofa,di Mesir keduanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis.Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan,intinya adalah sayur-sayuran.Secara umum,sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
f.       Rasulullah Saw tidak langsung tidur setelah makan malam.Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.Caranya juga bisa dengan shalat.
g.       Disamping menu wajib di atas,ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya.Diantaranya,tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak.Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula.Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).“Nabi saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id,dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.) Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis)“Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)” (Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri,dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya,yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
h.      Rasulullah Saqw sering menyempatkan diri untuk berolahraga.Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya,Aisyah radiyallahu’anha.
i.        Rasulullah Saw tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari,beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya.Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi.Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
j.        Pola makan Rasulullah Saaw ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).
Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food Combining (FC).
Selain itu,ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk dimakan secara bersama-sama.Makanan-makanan tersebut antara lain:
a.       Jangan minum susu bersama makan daging.
b.      Jangan makan ayam bersama minum susu.
c.       Jangan makan ikan bersama telur.
d.      Jangan makan ikan bersama daun salad.
e.       Jangan minum susu bersama cuka.
4.      Menjaga Kebersihan
Kebersihan sangat berpengarh pada kesehatan dan keadaan jasmani seseorang. Wujud perhatian beliau rasulullah saw, dapat di lihat dalam ahdits berikut:
Abu Malik Al-Asy’ari bercerita bahwa rasulullah saw bersabda,“kebersihan itu sebagian dari iman”(HR. Muslim)
      Rasulullah Saw menyenangi keteraturan,kebersihan,pemandangan yang indah dan baik.Beliau telah memberikan keteladanan dalam hal menjaga kebersihan,seperti menggosok gigi,mandi dan beristinja sehabis buang hajat. Aisyah meriwayatkan bahwa beliau menggosok gigi ketika masuk (datang) ke rumahnya. Huzaifah berkata,“Nabi Saw ketika bangun pada malam hari ketika datang untuk shalat,beliau membesihkan mulutnya dengan siwak (menggosok gigi)” (HR. Bukhari)

B.     Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial adalah  suatu proses pembinaan kesadaran sosial,sikap sosial dan keterampilan sosial agar anak dapat hidup dengan baik dan wajar di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya. Sehubungan dengan ini terdapat hadits-hadtis,antara lain sebagai berikut:
1.     Orang Beriman Harus Bersatu
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ. رواه البخارى
Dari Abu Musa,Nabi Saw bersabda:Sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain sambil memasukkan jari-jari tangannya satu sama lain (HR.Al-Bukhari)
Dalam hadis ini,Rasulullah Saw memberikan motivasi persatuan antara sesama orang beriman dengan metode perumpamaan.Perumpamaan yang beliau gunakan sangat sederhana dan mudah dipahami oleh siapa saja yang melihatnya.
2.      Orang Beriman Harus Saling Mencintai
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ] رواه البخارى
Dari Anas,Nabi Saw bersabda:Tidak beriman salah seorang kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhari)
Dalam hadis ini,Rasulullah Saw menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang itu belum akan diperoleh bila ia tidak mencintai saudaranya.Itu berarti bahwa Rasulullah Saw memberikan motivasi yang sangat besar kepada umatnya agar memiliki rasa dan perilaku sosial yang baik.Motivasi seperti ini juga perlu diberikan oleh orang tua dan guru pada saat ini.
3.      Orang Beriman Harus Saling Membantu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ .... رواه مسلم
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:“Siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu kesulitan dunia,Allah akan melapangkannya dari satu kesulitan hari kiamat.Siapa yang memudahkan dari satu kesulitan,Allah akan memdahkannya dari kesulitan dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim,Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.
Dalam hadis ini,ada empat informasi,yaitu:
1.      Allah akan melapangkan hamba-Nya yang melapangkan orang lain
2.      Allah akan memudahkan urusan hamba-Nya bila ia memudahkan urusan orang lain
3.      Allah akan menutup aib seorang hamba yang menutup aib hamba saudaranya
4.      Allah akan menolong setiap hamba yang menolong saudaranya. Semua urusan ini adalah urusan sosial.
Manusia adalah makhluk sosial.Ia tidak mampu hidup sendiri-sendiri. Dalam berbagai hal,manusia membutuhkan bantuan orang lain.Oleh sebab itu, manusia harus hidup secara sosial.Ia tidak boleh mementingkan diri sendiri. Untuk itu,Rasulullah Saw mendidik umatnya agar menjadi makhluk sosial dengan metode ganjaran atau motivasi yang besar.
C.    Pendidikan Intelektual/Akal
Pendidikan akal adalah  proses meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagi hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah. Sehubungan dengan ini ditemukan hadis antara lain:
عن بن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم تَفَكَّرُوْا فِي آلآءِ اللهِ وَلاَتَتَفَكَّرُوْا فِي اللهِ. رواه الطبرانى

Dari Ibn Umar,ia berkata:Rasulullah Saw bersabda:“berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah Swt dan jangan kamu memikirkan Dzat Nya.”
Dalam hadis ini, Rasulullah Saw mendorong umatnya agar berpikir sebebabas-besarnya asal di daerah ciptan-Nya, alam semesta. Akan tetapi karena keterbatasan akal, Allah melarang memikirkan zat Allah karena akan menimbulkan kesalahan dan kerusakan.
Rasulullah Saw juga memperingatkan sikap takild buta yang selalu menuruti dan mengikuti pendapat orang lain. Diriwayatkan dari Hudzaifah r.a,bahwa Rasulullah Saw pernah berkata:
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلاَ تَظْلِمُوا.رواه الترمذى
Dari Khuzaifah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:“Janganlah kalian semua menjadi penjilat (oportunis) yang mengatakan bahwa (sekelompok,) manusia telah berbuàt baik kepada kami karena mereka telah berbuat baik dan mengatakan bahwa mereka telah berbuat zalim kepada kami karena mereka berbuat zalim kepada kalian. Akan tetapi,persiapkanlah diri kalian semuanya,jika ada manusia telah berbuat baik,maka kalian harus berbuat baik.Dan jika mereka berbuat buruk, maka janganlah kalian berbuat zalim” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam hadis ini, Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya supaya menggunakan akalnya dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan atau antara kebaikan dan keburukan Rasulullah Saw juga menganjurkan kepada umatnya supaya meyakini hasil berpikir yang benar dan baik serta melarang umatnya untuk mengikuti pendapat orang lain, apalagi meniru amalan mereka tanpa berusaha meneliti kebenarannya.Supaya umatnya dapat berpikir dengan benar, maka Rasulullah Saw bertindak tegas memerangi khurafat sebagaimana terlihat dalam hadis berikut ini:
 عن الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يَقُولُ انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ ، فَقَالَ النَّاسُ انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ ». رواه البخارى
Dari Al-Mughirah, ia berkata: terjadi gerhana matahari ketika anak Rasulullah Saw Ibrahim,meninggal dunia.Para sahabat berkata bahwa gerhana matahari itu terjadi karena kematian Ibrahim.Maka,Rasulullah Saw mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan tanda Tuhan,keduanya tidak akan tenggelam(gerhana)karena kematian atau kebidupan seseorang.Apabila kamu melihat keduanya,maka berdoalah kepada Allah dan dirikanlah shalat.
Dalam hadis ini dengan tegas Rasulullah Saw telah menolak kepercayaan yang tidak memiliki dasar (khurafat). Bahkan, Rasulullah Saw mengancam keras orang-orang yang percaya kepada hasil ramal dukun,shir  dan tukang tenung.
Rasulullah Saw juga memerangi setiap bentuk ilusi dan khurafat.Dan karena beliau memerangi segala bentuk ilusi dan khurafat ini,maka dengan sendirinya beliau telah membebaskan akal sahabatnya dari pengaruh ilusi dan khurafat tersebut. Beliau juga telah membangkitkan cara berpikir yang benar dan membangun budaya berpikir untuk pertumbuhan peradaban Islam.Kondisi ini memungkinkan munculnya masa kebangkitan ilmiah dalam islam.
Dalam proses pembelajaran yang mengacu kepada pencerahan akal, Rasulullah Saw sering melakukan dialog dengan para sahabat. Diantaranya dapat dilihat dalam hadis berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ. رواه مسلم
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:Tahukah kamu apa yang dikatakan ghibah"? Sahabat menjawab, Allah dan Rasulnya yang lebih tahu. Beliau berkata: Kamu menyebut saudaramu tentang hal-hal yang tidak disukainya (di belakangnya). Dikatakan kepadanya, bagaimana kalau yang disebut benar terdapat pada diri orang yang diperkatakan itu. Jawab Rasulullah, jika benar terdapat pada dirinya apa yang kamu katakan itu, maka kamu telah melakakukan ghibah. Bila tidak benar, maka kamu telah mengada-ada”
Dalam hadis ini, Rasulullah Saw.Telah menggunakan metode tanya jawab (dialog) untuk merangsang pikiran para sahabat. Kendatipun dalam hal ini,sahabat menyerahkan jawabannya kepada Nabi, namun paling tidak Nabi telah membuka cakrawala berpikir mereka. Itu akan berbeda bila beliau langsung menjelaskan materi yang diinginkannya tanpa diawali dengan pertanyaan.
Metode tanya jawab ini memang sangat banyak keuntungannya bagi peserta didik dalam mengembangkan pemikirannya. Armai Arif mengemukakan keuntungan metode tanya jawab ini. Di antaranya:
1.      Mendorong murid lebih aktif dan bersungguh-sungguh,dalam arti murid biasanya kurang mencurahkan perhatian,maka dengan diskusi ia akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.
2.      Walau agak lambat,guru dapat mengontrol pemahaman atau pengertian murid pada masalah-masalah yang dibicarakan.
3.      Pertanyaan dapat memusatkan perhatian siswa sekalipun ketika itu siswa sedang ribut,Jadi metode tanya jawab bisa digunakan dalam berbagai kondisi khususnya dalam situasi di mana konsentrasi murid melemah.
4.      Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir,termasuk daya ingatan.
5.      Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapatnya.
Dengan demikian,Rasulullah Saw telah menggunakan metode yang efektif dalam proses pembelajaran.

D.    Pendidikan Seks
Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar.Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan,kehamilan sampai kelahiran,tingkah laku seksual,hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan,kejiwaan dan kemasyarakatan.
Pokok-pokok pendidikan seks perspektif islam diantara pokok-pokok pendidikan seks yang bersifat praktis,yang perlu diterapkan dan diajarkan kepada anak sebagaimana yang dipaparkan oleh niken pratiwi dalam“Pendidikan seks Untuk Anak Dalam Islam”(2011) adalah:
1.      Menanamkan Rasa Malu pada Anak
Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak awal lagi.Jangan biasakan anak-anak,walau masih kecil,bertelanjang di depan orang lain misalnya ketika keluar kamar mandi,salin pakaian,dan sebagainya.Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana Muslimah menutup aurat juga penting untuk menanamkan rasa malu sekaligus mengajari anak tentang auratnya.
2.      Menanamkan Jiwa Kelelakian pada Anak Lelaki dan Jiwa Keperempuan pada Anak Perempuan
Secara fisik maupun psikologis,lelaki dan perempuan mempunyai perbedaan yang diciptakan oleh Allah.Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang berbeda yang kelak akan dimainkannya.Islam menghendaki agar lelaki memiliki keperibadian maskulin,dan perempuan memiliki keperibadian feminin.Islam tidak menghendaki wanita menyerupai lelaki, begitu juga sebaliknya.Untuk itu,harus dibiasakan dari kecil anak-anak berpakaian sesuai dengan jantinanya. Mereka juga harus dilayani sesuai dengan jantinanya.
Ibnu Abbas ra.berkata:“Rasulullah Saw melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki”(HR al-Bukhari).
3.      Memisahkan Tempat Tidur Mereka
Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat.Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berfikir tentang dirinya,tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di luar dirinya.Pemisahan tempat tidur merupakan cara untuk menanamkan kesadaran pada anak tentang dirinya sebagai entiti yang berlainan dan disamping melatihnya berdikari.Pemisahan tempat tidur juga dilakukan terhadap anak dengan  kakak atau adik perempuannya,supaya dia menyadari tentang perbedaan dirinya.
4.      Mengenalkan Waktu Berkunjung (Meminta Izin Dalam 3 Waktu)
Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum solat subuh,tengah hari dan setelah solat isya.Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 13).Jika pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.
5.      Mendidik Menjaga Kebersihan Alat Kelamin
Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga mengajari anak tentang najis.Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya.Dengan cara ini akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati,mandiri,mencintai kebersihan,mampu menguasai diri,disiplin dan sikap moral yang memperhatikan tentang etika sopan santun dalam melakukan hajat.
6.      Mengenalkan Mahramnya
Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki.Siapa saja perempuan yang diharamkan dan yang dihalalkan telah ditentukan oleh syariat Islam.
Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar ditaati.Didik anak agar menjaga pergaulan sehariannya dengan selain wanita yang bukan mahramnya. Inilah salah satu bahagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seks anak.Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa Islam mengharamkan sumbang mahram.Allah Swt telah menjelaskan tentang siapa mahram dalam surat an-Nisa (4) ayat 22-23.
7.      Mendidik Anak agar Selalu Menjaga Pandangan Mata
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau filem yang mengandung unsur pornografi.Karena itu,jauhkan anak-anak dari gambar,filem,atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.
8.      Mendidik Anak agar Tidak Melakukan Ikhtilât
Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan yang dibolehkan oleh syariat Islam.Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dianggap biasa.Mereka bebas berpandangan,saling berdekatan dan bersentuhan; seolah tidak ada lagi batas yang ditentukan syariah yang mengatur interaksi di antara mereka. Ikhtilât dilarang karena interaksi semacam ini boleh menjadi penyebab kepada perbuatan zina yang diharamkan Islam.Kerana itu,jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan perempuan secara bebas.
9.      Mendidik Anak agar Tidak Melakukan Khalwat
Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahram-nya berada di suatu tempat,hanya berdua saja.Biasanya mereka memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak boleh dilihat oleh orang lain.Sebagaimana ikhtilât, khalwat pun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Anak-anak sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini, jika bermain bermainlah dengan sesama jenis.Jika dengan yang berlainan jenis,harus diingatkan untuk tidak berkhalwat.
10.  Mendidik Etika Berhias
Berhias,jika tidak diatur secara islami, akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan dosa.Berhias bererti memperindah atau mempercantik diri agar berpenampilan menawan.Tujuan pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias adalah agar berhias tidak untuk perbuatan maksiat.
11.  Ihtilâm dan Haid
Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia baligh. Adapun haid dialami oleh anak perempuan.Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekadar untuk dapat memahami anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata.Jika terjadi ihtilâm dan haid,islam telah mengatur beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut,antara lain kewajiban untuk melakukan mandi. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah.Artinya mereka harus diarahkan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat.Itulah beberapa hal yang harus diajarkan kepada anak berkaitan dengan pendidikan seks.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu kebutuhan bagi manusia dengan pendidikan manusia bisa lebih terarah. Sebagai khalifah kita dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan.Tidak hanya pendidikan akidah, ibadah, akhlak dan hati tetapi kita juga membutuhkan pendidikan jasmani, sosial, intelektual dan seks.
Pendidikan jasmani bermanfaat untuk  kesehatan dengan cara yang di anjurkan Rasulullah Saw yaitu memanah, berkuda, menjaga pola makanan, dan menjaga kebersihan. Pendidikan sosial untuk membantu kita berinteraksi dengan lingkungan masyarakat secara baik.Sesuai dengan yang di ajarkan Rasulullah Saw yaitu orang beriman harus bersatu, orang beriman harus saling mencintai dan orang beriman harus saling membantu.Sedangkan pendidikan akal bertujuan untuk mengembangkan  ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba khalifah, guna membangun dunia ini sesuai dengan pedoman dan hadits yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti metode tanya jawab yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Sedangkan pendidikan seks agar dorongan seksual pada diri anak dapat berjalan dengan normal tanpa ada pembangkit dari luar yang menyebabkannya menyimpang dari perilaku yang lurus,islam menjaga anak dan menuntutnya dengan berbagai perintah dan larangan. Melalui pilar-pilar yang digariskan Rasulullah Saw yaitu menanamkan rasa malu pada anak, menanamkan jiwa kelelakian pada anak lelaki dan jiwa keperempuan pada anak perempuan, memisahkan tempat tidur mereka usia antara 7-10 tahun, mengenalkan waktu berkunjung(meminta izin dalam 3 waktu),mendidik menjaga kebersihan alat kelamin, mengenalkan mahramnya, mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata,mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilât, mendidik anak agar tidak melakukan khalwat, mendidik etika berhias, ihtilâm dan haid.
20

 

B.     Saran
Pendidikan islam tidak dapat dipisahkan dari kata “Qudwah” yaitu kita dituntut untuk lebih memperdalam wawasan mengenai islam melalui proses pendidikan yang di ajarkan Rasulullah saw kepada kita selaku umatnya. Untuk itu kita dapat mengupas secara mendetail dan menjawab tantangan dan tuntutan kehidupan yang telah jauh dari moralitas pendidikan sejatinya.





DAFTAR PUSTAKA
Bukhari Umar. Hadits Tarbawi (Pendidikan dalam Perspektif Hadits). 2012. Amzah







Komentar

Postingan Populer